Senin, 25 September 2023

Kelola Emosi Anak Melalui Cerita

 Anak Muslim Pandai Mengelola Emosi



Resensi BukuSetiap orang berbeda dalam menghadapi suatu masalah atau peristiwa. Kemampuan seseorang dalam menyikapi suatu peristiwa bukan sebuah keturunan, namun menjadi keterampilan. Dan hal tersebut bisa dilatih. Bagaimana seseorang belajar memandang suatu peristiwa kemudian menyikapinya bisa dilatih sejak dini. Mengapa demikian? Karena emosi atau luapan perasaan menjadi kebutuhan sejak manusia terlahir ke dunia.

Buku ini mengajak orang tua dan menjadi pembelajaran bagi anak bagaimana bersikap terhadap peristiwa yang terjadi, baik yang menyenangkan atau pun yang tidak mengenakkan.

Kemasan cerita yang ringan, menarik, namun tidak menghalangi saratnya pesan yang ingin disampaikan.

Ada lima perasaan yang dikisahkan dalam buku ini. Bagaimana seorang anak belajar bersikap ketika senang, sedih, marah, merasa sulit, dan saat sakit.

Peristiwa yang biasa dialami anak seperti ketika apa yang diimpikan terwujud setelah melalui proses yang tidak ringan. Cerita tentang Aby yang terpilih sebagai peserta lomba sepak bola sekolah. Ketika terpilih di antara teman-teman lain yang juga memiliki keinginan yang sama, tentu menjadi suatu yang membanggakan. Apa yang dilakukan? Bersyukur dan menjaga dari datangnya sifat sombong, merasa diri yang paling bisa. Dan setelah melewati masa pertandingan yang membawa mereka pada kemenangan. Bagaimana cara bersyukur? Dalam buku ini dijelaskan tata cara dan hadis pendukungnya.

Namun, tidak semua keinginan bisa terpenuhi. Saat hal ini terjadi, bagaimana anak bersikap?

Cerita kedua ketika Mia harus merelakan roti kesukaannya yang sudah di tangan harus jatuh karena Mia tertidur saat berkendaraan. Cerita lainnya bagaimana ketika amarah datang dan anak diajak meredakannya. Tentu saja bukan hal yang mudah. Namun, buku ini menceritakan langkah-langkah bagaimana meredakan amarah.

Cerita lain adalah ketika anak mengalami masa sulit dan sakit. Apakah kemudian menyerah dan merasa Allah tidak sayang? Dalam buku ini akan dikupas dalam kemasan cerita dan gambar ilustrasi yang menarik bagi anak. Tentu saja, saat membacakan cerita ini perlu adanya pendampingan orang tua. 

Penulis             : Nia  Apriliyah
Penerbit           : Kanak
Tahun terbit     : Juli 2022
Halaman          : 100 halaman



Selasa, 19 September 2023

Seperti Inikah Kehidupan (S)esuk?

 



Resensi Buku - Awal melihat buku ini terbersit ini buku horor, atau setidaknya cerita yang berkaitan dengan itu.  Pohon besar, seekor burung hitam,  latar belakang gelap, dan sosok di balik pohon dengan mata merah, sudah cukup memberi gambaran. Membaca buku horor memerlukan energi beda. 
antaranya tentang peran dan tanggung jawab baik secara materi, fisik, dan rohani. Bagaimana masing-masing peran seharusnya dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Jadi, tak usah khawatir tidak bisa tidur setelah membaca buku ini.
Namun, setelah selesai membaca buku ini, baru terasa bahwa tidak ada adegan horor-horornya. Kisah ini rangkaian dari catatan harian Gadis, anak tertua. Masalah dibangun dengan kelalaian seorang ibu yang asyik dengan ponselnya, sehingga tidak menyadari anaknya melakukan sesuatu yang berbahaya. Anaknya jatuh dari balkon. Beruntung saat itu melintas Bibi dengan membawa keranjang besar berisi pakaian yang baru saja diambil dari jemuran.

Dari peristiwa itu kehidupan keluarga itu berpindah ke desa. Tokoh Gadis, digambarkan sebagai anak tertua dengan kesempurnaan. Kemampuannya bisa menggantikan peran ibunya, dari dapur hingga mengurus  kedua adiknya.  Bahkan, adik-adiknya lebih dekat dengan Gadis, kakaknya dibanding dengan ibu bapaknya.

Namun, beberapa bulan tinggal di desa, kehidupan kembali seperti awal mula. Kedua orang tuanya lupa akan komitmen  mencurahkan waktu dan tenaganya untuk keluarga. Dengan alasan bekerja demi keluarga, orang tua tersebut kembali sibuk bekerja. Dan di sinilah kembali terjadi peristiwa ‘hilang’nya adik kedua, Bagus.

Setelah hilang secara fisik, Bagus hilang kepercayaan terhadap orang tuanya. Dia meyakini bahwa bapak ibunya merupakan orang lain. Bukan bapak ibu asli. Inilah cerita yang disampaikan. Kisah tentang masa depan, manusia hasil pemrograman. Manusia yang dikendalikan oleh sistem yang didesain. Dalam kisah ini ada beberapa peristiwa yang dihubungkan dengan kepercayaan masyarakat desa, takhayul yang yakini namun mungkin bisa dijelaskan dari sisi sains.

Apalagi tokoh Sesuk sebagai seorang dokter  hadir di bagian akhir cerita. Sesuk ini bisa jadi mewakili bahwa  ini gambaran masa yang akan datang (sesuk yang artinya besok). Setiap orang sibuk dengan dirinya, sehingga lupa ada orang-orang di sekitarnya yang membutuhkan perhatian dan sentuhan kita.  Dan dialah yang membuat pemrograman tersebut. Dari Sesuk pula terkuak pula bahwa dahulu adiknya tewas akibat jatuh dari balkon. Ayahnya meninggal tertembak dan ibunya yang merasa bersalahnya akhirnya bunuh diri. Maka diciptakannya ayah ibu dan Ragil android. Dan, hal itu dapat dirasakan oleh Bagus yang jenius.

Walaupun di awal, ada rasa terkecoh dengan buku ini, ada hal yang bisa menjadi hikmah dari bacaan ini. Buku ini memberi beberapa pelajaran, di

Identitas Buku

Judul buku                  : Sesuk
Penulis                         : Tere Liye
ISBN                           : 978-623-99878-8-6
Penerbit                       : PT Sabak Grip Nusantara
Jumlah halaman          : 329 halaman
Peresensi                    : klik disini