Minggu, 22 Januari 2023

Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama

Awal perjumpaannya di tahun 2019 sudah membuat hati ini berdebar. Rasa tak ingin segera usai, masih ingin bersama walau waktu sudah usai. Aku pun memutuskan untuk mendekati dan membersamaimu karena rasanya aku sudah tidak bisa lepas dari jeratan pesonamu.

Dan perjalanan kebersamaan kita diukir dalam suka duka, liku menikmati terjal dan menepis rintangan yang ada. Hingga tak terasa sudah sekian masa kita bersama. Semakin membuat aku yakin, untuk tetap bersamamu.

Saya, Titin adalah seorang yang selalu merasa bahwa diri ini bodoh yang harus selalu belajar. Setiap perkembangan membutuhkan asupan ilmu baru. Sadar bahwa yang dihadapi saat ini merupakan generasi yang akan berjuang di masa depan. Minat akan dunia media pembelajaran untuk menciptakan pembelajaran yang joyful dan meaningfull menjadi motivasi utama bergabung bersama KOMED di tahun 2019, menjadi bagian dari lahirnya KOMED DIY Jateng.

Setelah bergabung di KOMED, saya merasa banyak hal luar biasa yang selama ini tidak saya temukan. Dan, hal itu membuat saya semakin merasa bahwa diri ini masih jauh dari kata guru profesional. Seiring perjalanan di KOMED membuat saya dipaksa untuk belajar banyak, dan bisa berbagi. Kegiatan-kegiatan di KOMED menempa saya bisa menjadi ‘pembicara’, ‘nara sumber’, dan ‘trainer’.

Selama di KOMED inilah saya mendapat tempat dan pengakuan, bahwa sedikit yang saya miliki pun bisa menjadi amal dengan membagikannya. Sebelumnya saya hanya merasa hanya membuat papan permainan pembelajaran, ternyata hal kecil itu bisa membuat saya hingga seperti sekarang ini.

Sosok Mbak Nurul Aeni, Pak Andi, Bu Mirna, Pak Shirli, dan bu Euis, menjadi inspirasi saya. Sekarang, saya dikenal teman-teman sekolah lain bahkan pengawas karena foto saya sering tertampang dalam flyer kegiatan KOMED. Bagaimana saya banyak mencuri ilmu teman-teman dari KOMED wilayah lain, mencoba mengikuti jejak mereka berkarya, dan turut memanaskan diri dengan api motivasi yang mereka miliki.

Berbagai pengalaman yang sebelumnya tak terbayangkan dan mungkin menjadi sesuatu yang tidak mungkin bagi seorang introvert seperti saya. Bahkan bisa melintas pulau untuk berbagi, dan perlahan mulai menapak jalan baru untuk menjadi editor.

Dan, ketika memutuskan untuk bergabung dengan KOMED Pusat pun dalam rangka tak sangup menepis rasa yang semakin mengakar.

 

Satelit, awalnya adalah Sabtu Tebar Literasi, merupakan rumah aktivitas literasi di masa pandemi. Ada beberapa aktivitas yang saya lakukan seperti read aloud, berkisah, dan revies buku. Satelit saat ini adalah Sagar Tebar Literasi, masih sebagai rumah saya dalam bergiat menyalakan semangat literasi. Mengapa saya membuat Satelit? Karena saya terinspirasi dari mbak Nurul Aeni yang membangun KOMED. Satelit bisa tumbuh besar dengan mengajak banyak orang untuk bisa berkarya dengan aksara. Semoga impian ini menjadi nyata, seperti terwujudnya impian sakura.