Awal perjumpaannya di tahun 2019 sudah membuat hati ini berdebar. Rasa tak ingin segera usai, masih ingin bersama walau waktu sudah usai. Aku pun memutuskan untuk mendekati dan membersamaimu karena rasanya aku sudah tidak bisa lepas dari jeratan pesonamu.
Dan
perjalanan kebersamaan kita diukir dalam suka duka, liku menikmati terjal dan
menepis rintangan yang ada. Hingga tak terasa sudah sekian masa kita bersama.
Semakin membuat aku yakin, untuk tetap bersamamu.
Saya,
Titin adalah seorang yang selalu merasa bahwa diri ini bodoh yang harus selalu
belajar. Setiap perkembangan membutuhkan asupan ilmu baru. Sadar bahwa yang
dihadapi saat ini merupakan generasi yang akan berjuang di masa depan. Minat
akan dunia media pembelajaran untuk menciptakan pembelajaran yang joyful dan
meaningfull menjadi motivasi utama bergabung bersama KOMED di tahun 2019,
menjadi bagian dari lahirnya KOMED DIY Jateng.
Setelah
bergabung di KOMED, saya merasa banyak hal luar biasa yang selama ini tidak
saya temukan. Dan, hal itu membuat saya semakin merasa bahwa diri ini masih
jauh dari kata guru profesional. Seiring perjalanan di KOMED membuat saya
dipaksa untuk belajar banyak, dan bisa berbagi. Kegiatan-kegiatan di KOMED
menempa saya bisa menjadi ‘pembicara’, ‘nara sumber’, dan ‘trainer’.
Selama
di KOMED inilah saya mendapat tempat dan pengakuan, bahwa sedikit yang saya
miliki pun bisa menjadi amal dengan membagikannya. Sebelumnya saya hanya merasa
hanya membuat papan permainan pembelajaran, ternyata hal kecil itu bisa membuat
saya hingga seperti sekarang ini.
Sosok
Mbak Nurul Aeni, Pak Andi, Bu Mirna, Pak Shirli, dan bu Euis, menjadi inspirasi
saya. Sekarang, saya dikenal teman-teman sekolah lain bahkan pengawas karena
foto saya sering tertampang dalam flyer kegiatan KOMED. Bagaimana saya banyak
mencuri ilmu teman-teman dari KOMED wilayah lain, mencoba mengikuti jejak
mereka berkarya, dan turut memanaskan diri dengan api motivasi yang mereka miliki.
Berbagai
pengalaman yang sebelumnya tak terbayangkan dan mungkin menjadi sesuatu yang
tidak mungkin bagi seorang introvert seperti saya. Bahkan bisa melintas pulau
untuk berbagi, dan perlahan mulai menapak jalan baru untuk menjadi editor.
Dan,
ketika memutuskan untuk bergabung dengan KOMED Pusat pun dalam rangka tak
sangup menepis rasa yang semakin mengakar.
Satelit,
awalnya adalah Sabtu Tebar Literasi, merupakan rumah aktivitas literasi di masa
pandemi. Ada beberapa aktivitas yang saya lakukan seperti read aloud, berkisah,
dan revies buku. Satelit saat ini adalah Sagar Tebar Literasi, masih sebagai
rumah saya dalam bergiat menyalakan semangat literasi. Mengapa saya membuat
Satelit? Karena saya terinspirasi dari mbak Nurul Aeni yang membangun KOMED.
Satelit bisa tumbuh besar dengan mengajak banyak orang untuk bisa berkarya
dengan aksara. Semoga impian ini menjadi nyata, seperti terwujudnya impian
sakura.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar